FILOSOFI POHON SINGKONG
Waktu saya pulang kuliah, saya
melewati kebon ketika menuju ke kost’n. Saya melihat ada pohon singkong, bambu
dan pohon pisang. Saya mengerti sekarang kenapa bapak memiliki filosofi pohon
pisang, karena pohon pisang keliatannya lemah tetapi dia kuat. Yang saya
tangkep dari omongan bapak, itu mungkin kita boleh lemah ekonominya tetapi kita
harus memiliki otak yang kuat (cerdas). Dan ketika bapak cerita ada anak kelas
b bilang dia menemukan filosofi pohon bambu. Saya juga mengerti apa maksud dia,
mungkin dari pohon bambu itu dia mau bilang bambu yang bengkok aja pun masih
bisa dipake dengan cara dipotong-potong jadi kecil-kecil sesuai lekukannya.
Menurut saya filosofi itu menceritakan tentang manusia itu ada bermacam-macam
kecerdasaan, dari yang level tinggi(bambu lurus), sedang(bambu sedikit
bengkok), dan rendah (bambu bengkok). Mungkin dari filosofi bambu itu dia
mengatakan bahwa bambu bengkok itu masih bisa digunakan kalau kita mempunyai
ide-ide. Disini dia mau mengatakan jika ada seseorang yang memiliki kecerdasaan
yang rendah tetapi kita mampu mengasah skill atau keterampilan yang ada didiri
kita pasti kita juga akan memiliki nilai lebih dimasyarakat dan disekitar kita.
Itu yang saya tangkap dari filosofi yang bapak ceritakan.
Dan saya juga memiliki filosofi
sendiri yaitu filosofi pohon singkong, yang saya tangkep dari pohon singkong
itu, pohon singkong itu semuanya berguna tidak ada yang berguna dari
akar/umbinya , batang, dan daunnya. Yang saya tangkap akar/umbi kan terletak pada
bagian bawah tetapi menjadi tujuan utama dari pohon singkong baru batang untuk
kayu bakar dan daun untuk sayur. M enurut saya akar/umbi itu seseorang yang kekurangan dari
kalangangan bawah tetapi dia tetap menjadi tujuan utama di kalangan
masyararakat jika dia memiliki kecerdasaan atau skill yang baik. Sehingga itu
yang membedakan antara dirinya dengan orang lain dan memiliki nilai positif
dimata masyarakat.
Jadi, seharusnya kita manusia tidak
haruslah berbangga diri dengan apa yang kita dapat sekarang ini, kekayaan yang
kita nikmatin selama ini adalah kekayaan milik orang tua kita. Seharusnya kita
mengasah potensi kita untuk mendapatkan kekayaan seperti orang tua kita. Dan
untuk kita yang dari kalangan bawah, kita juga ga boleh merasa minder ataupun malu.
Seharusnya kita terus belajar dengan tekun dan berlatih dengan penuh untuk
menggali semua potensi-potensi yang ada didiri kita. Jika kita sudah memiliki
potensi itu, niscaya kita tidak akan dianggap remeh atau sebelah mata dengan
siapapun.
Mungkin itu yang
saya dapat sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar