v Bilangan Bulat dan Lambangnya
1.
Bilangan
Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif
Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut
bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5,… disebut bilangan asli. Jadi, bilangan
cacah adalah gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli. Adakah lawan
bilangan asli? Bagaimana melambangkannya? Bilangan nol, bilangan asli, dan
lawan bilangan asli disebut bilangan bulat. Perhatikan garis bilangan bulat di
bawah ini.
Bilangan Bulat Negatif Nol Bilangan
Bulat Positif
-5 -4 -3 -2 -1
0 1 2 3 4 5
Bilangan-bilangan bulat positif
merupakan sebutan lain bilangan asli.
2.
Operasi
Hitung Suatu Bilangan
Pada dasarnya terdiri dari operasi penjumlahan (+),
Pengurangan (-), Perkalian (x) dan pembagian (:). Bilangan bulat merupakan bilangan
yang terdiri dari bilangan positif, negatif dan nol. Untuk bilangan positif
dapat dibaca sesuai dengan simbol yang ada, seperti contohnya 5 (dibaca
“Lima”). Tetapi untuk bilangan negatif ada tambahan kata sebelum simbol angka
tersebut, contoh -5 (dibaca “Negatif lima”).
Operasi hitung bilangan bulat terdiri dari operasi:
a. Penjumlahan.
b. Pengurangan.
c. Perkalian.
d. Pembagian.
Penjumlahan Operasi penjumlahan pada bilangan bulat
tidaklah berbeda dengan penjumlahan biasa yang sudah diketahui, untuk mempermudah
pemahaman lihat garis bilangan berikut :
Contoh :
a. 1
+ 3 = 4
Karena:
b. -4
+ 5 =
Karena
:
c. -3
+ 2 = -1
Karena
:
Pengurangan Operasi pengurangan pada bilangan bulat
tidaklah berbeda dengan pengurangan biasa yang sudah diketahui, untuk
mempermudah pemahaman lihat garis bilangan berikut : Contoh :
a. 5
– 3 = 2
Karena :
b. 2
– 6 = -4
Karena
:
c.
-1 – 4 = -5
Karena :
Perkalian Untuk operasi perkalian dalam bilangan
bulat sama dengan operasi perkalian biasa, hanya ada hal yang perlu
diperhatikan, bahwa :
a. Jika
bilangan positif dikalikan dengan bilangan positif maka hasilnya positif.
Contoh : 2 x 4 = 8, 4 x 9 = 36.
b. Jika
bilangan positif dikalikan dengan bilangan negatif maka hasilnya negatif.
Contoh : -3 x 4 = -12, (-5) x 3 = -15.
c. Jika
bilangan negatif dikalikan dengan bilangan positif maka hasilnya negatif.
Contoh : 2 x (-9) = -18 , 3 x (-7) = -21.
d. Jika
bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif maka hasilnya positif.
Contoh : (-2) x (-7) = 14, (-4) x (-4) = 16.
e. Pembagian
Untuk operasi pembagian dalam bilangan bulat sama dengan operasi pembagian
biasa, hanya ada hal yang perlu diperhatikan, bahwa : a. Jika bilangan positif
dibagi dengan bilangan positif maka hasilnya positif. Contoh : 18 : 3 = 6, 28 :
7 = 4.
f. Jika
bilangan positif dibagi dengan bilangan negatif maka hasilnya negatif. Contoh :
21 : (-3) = -7, 36 : (-3) = -12.
g. Jika
bilangan negatif dibagi dengan bilangan positif maka hasilnya negatif. Contoh :
(-33) : 3 = -11, (-18) : 2 = -9.
h. Jika
bilangan negatif dibagi dengan bilangan negatif maka hasilnya positif. Contoh :
(-9) : (-3) = 3, (-12) : (-2) = 6.
i.
Operasi hitung berjajar Pada operasi
hitung berjajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut
:
-
Bila ada tanda operasi hitung berjajar
penjumlahan (+) dan pengurangan/negatif (-), maka dapat diartikan bahwa operasi
tersebut adalah operasi pengurangan (-) misal : 5 + (- 3) artinya 5 – 3 = 2.
-
Bila ada tanda operasi hitung berjajar
pengurangan/negatif (-) dan penjumlahan (+), maka dapat diartikan bahwa operasi
tersebut adalah operasi pengurangan (-) misal : 5 – (+ 4) artinya 5 – 4 = 1.
-
Bila ada tanda operasi hitung berjajar
pengurangan/negatif (-) dan pengurangan/negatif (-), maka dapat diartikan bahwa
operasi tersebut adalah operasi penjumlahan (+) misal : 5 – (- 3) artinya 5 + 3
= 8.
3.
Sifat
Operasi Hitung Bilangan Bulat
a. Sifat
Komutatif
Pada
bilangan bulat terdapat sifat komutatif atau bisa dikatakan pertukaran. sifat
ini hanya berlaku pada operasi penjumlahan dan perkalian. Contoh : 2 + 7 = 9,
sama dengan 7 + 2 = 9, 3 x 9 = 27, sama dengan 9 x 3 = 27.
b. Sifat
Asosiatif
Sifat
asosiatif dikenal juga dengan sifat pengelompokan. Sifat ini juga hanya berlaku
pada operasi penjumlahan dan perkalian. Secara umum sifat asosiatif dapat
dinyatakan dalam : (a + b) + c = a + (b + c) untuk operasi penjumlahan (a x b)
x c = a x (b x c) untuk operasi perkalian. Contoh : (2 + 4) + 3 = 9 sama dengan
2 + (4 + 3) = 9, (2 x 3) x 5 = 30 sama dengan 2 x (3 x 5) = 30.
c. Sifat
Distributif
Sifat
distributif dalam bilangan bulat disebut juga sifat penyebaran. Sifat distributif
pada bilangan bulat ada dua yaitu : a. Sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan dengan bentuk umum (a + b) x (a + c) = a x (b + c) Contoh : (2 + 4)
x (2 + 6) = 2 x (4 + 6) karena pada (2 + 4) x (2 + 6) terdapat angka 2 sebagai
pengali yang sama sehingga bisa di sederhanakan menjadi 2 x (4 + 6). Sifat
distributif perkalian terhadap pengurangan dengan bentuk umum (a – b) \\x (a –
c) = a x (b – c). Contoh : (9 – 5) x (9 – 3) = 9 x (5 – 3) karena pada (9 – 5)
x (9 – 3) terdapat angka 9 sebagai pengali yang sama sehingga bisa di
sederhanakan menjadi 9 x (5 – 3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar