Model
Pengajaran Langsung
a. Pengertian
Pengajaran Langsung
Menurut Joyce & Weil (Santrock, 2007: 472)
pengajaran langsung adalah pendekatan Teacher - centered yang terstruktur yang
dicirikan oleh arahan atau kontrol guru, ekspekstasi guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas- tugas
akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap
murid. Model pengajaran langsung ( d i r e c t i n s t r u c ti o n ) adalah
merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah, (Nur, 2005). Sedangkan
menurut penulis, model pengajaran langsung adalah sebuah pendekatan yang mengajarkan
keterampilan-keterampilan dasar dimana pelajaran sangat beorietasi pada tujuan
dan lingkungan pembelajaran yang terstruktur secara ketat.
Berdasarkan definisi diatas, model pengajaran langsung
dirancang untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan
baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model ini tidak dimaksudkan
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berfikir tingkat tinggi. Model
pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh Arends (dalam
Raymond) bahwa: “ T h e d i r e c t
instruction model was specifically designed to promote student learning of
procedural knowledge and declarative knowledge t hat is well structured and can
be taught in a step - by - step fashion.” Terkait dengan itu, apabila guru
menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk
mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap
penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa,
pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang
telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Menurut Agus Suprijono (2010:46) Model pembelajaran
ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas maupun tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan
ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Fokus pengajaran langsung adalah aktivitas akademik,
materi non- akademik seperti permainan (games) dan teka-teki cendrung tidak
dipakai, interaksi murid-guru seperti percakapan atau perhatian tentang pribadi
murid secara individu juga tidak begitu ditekankan. Petunjuk dan kontrol guru
dilakukan ketika guru yang memilihkan tugas pembelajaran bagi murid, mengatur
pembelajaran murid, dan meminimalkan jumlah pembicaraan non akademik. Guru
menetapkan standar tinggi untuk kinerja dan prestasi dan mengharapkan agar
murid mencapai level yang tinggi. Peran guru dalam pengajaran langsung adalah
untuk menyampaikan fakta- fakta, aturan-aturan, atau urutan tindakan pada siswa
dalam cara yang paling memungkinkan.
Pengajaran langsung terbukti sangat terkait dengan
prestasi siswa seperti yang diukur oleh tes standarisasi yang menekankan pada
fakta, aturan-aturan dan urutan-urutan . strategi pengajaran langsung
memungkinkan guru untuk menyediakan informasi dalam potongan yang cocok bagi
para siswa, untuk membuat informasi yang membosankan menjadi menarik dan
membantu para siswa menguasai isi dari materi pelajaran. Inti dari pengajaran
langsung adalah bagaimana materi dapat dikuasai siswa dan dapat diamati dengan
menggunakan test hasil belajar, pembelajaran langsung kurang memperhatikan aspek
sosial peserta didik, dan juga kurang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berpikir melebihi fakta-fakta yang diberikan untuk menarik
kesimpulan atau pemecahan suatu masalah.
Model pengajaran langsung memiliki ciri-ciri seperti
berikut ;
1.
Adanya tujuan
pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil
belajar.
2.
Sintaks atau
pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3.
Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
b. Sintaks
Pengajaran Langsung
Pada setiap model pengajaran memiliki sintaks atau
fase-fase pengajaran yang berbeda antara satu model pengajaran dengan model
pengajaran yang lain. Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat
penting, yaitu guru mengawali pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan
latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima
penjelasan guru. Selanjutnya diikuti oleh presentasi materi ajar yang diajarkan
atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu termasuk juga
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan
balik terhadap keberhasilan siswa. Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat
dijelaskan secara detail seperti berikut.
o Menyampaikan
Tujuan dan Mempersiapkan Siswa
-
Menjelaskan
Tujuan
Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa
mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu
mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta
dalam pelajaran itu. Guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada
siswa–siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya
di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang
berisi tahap- tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk
setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap
pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu.
-
Menyiapkan Siswa
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa,
memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali
pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok
pembicaraan yang akan dipelajari. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan
mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan
kepada siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang lalu.
o Mendemonstrasikan
Pengetahuan atau Keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti
langkah- langkah demonstrasi yang efektif.
-
Menyampaikan
Informasi Dengan Jelas
Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan
guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian
pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus menganalisis
keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan
dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah. Beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah:
(1) kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu menfokuskan pada satu ide
(titik, arahan) pada satu waktu tertentu dan menghindari penyimpangan dari
pokok bahasan/LKS; (2) presentasi selangkah demi selangkah; (3) prosedur
spesifik dan kongkret, yaitu berikan siswa contoh-contoh kongkrit dan beragam,
atau berikan kepada siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin- poin
yang sulit; (4) pengecekan untuk pemahaman siswa, yaitu pastikan bahwa siswa
memahami satu poin sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan
kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah
dipresentasikan, mintalah siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan
mereka sendiri, dan ajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa,
dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa (Kardi
dan Nur, 2000: 32).
-
Melakukan
Demonstrasi
Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa
sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain.
Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa,
sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan
terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu,
agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil,
guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan
didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai
komponen-komponennya.
o Menyediakan
Latihan Terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung
adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.”
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi,
membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan
konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. Beberapa
prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan
melakukan pelatihan adalah seperti berikut :
1)
Tugasi siswa melakukan
latihan singkat dan bermakna.
2)
Berikan
pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep atau keterampilan yang
dipelajari.
3)
Hati-hati
terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan
latihan terdistribusi (distributed practiced).
4)
Perhatikan
tahap-tahap awal pelatihan.
o Mengecek
Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa
yang kadang- kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat menggunakan
berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Beberapa pedoman dalam
memberikan umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti
berikut:
1)
Berikan umpan
balik sesegera mungkin setelah latihan.
2)
Upayakan agar
umpan balik jelas dan spesifik.
3)
Konsentrasi pada
tingkah laku, dan bukan pada maksud.
4)
Jaga umpan balik
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5)
Berikan pujian
dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6)
Apabila
memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan
benar.
7)
Bantulah siswa
memusatkan perhatiannya pada “proses” dan bukan pada “hasil.”.
8)
Ajari siswa cara
memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai kinerjanya
sendiri.
o Memberikan
Kesempatan Latihan Mandiri
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa
sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah.
Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa
untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri. Kardi dan Nur
(2000: 43) memberikan tiga panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai
pekerjaan rumah seperti berikut:
1)
Tugas rumah yang
diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan
kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya.
2)
Guru seyogyanya
menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang
diharapkan.
3)
Guru seharusnya
memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut.
c. Strategi
Pengajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk
mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan
rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat
apa-apa jika pikiran mereka dikembangkan oleh guru. Banyak guru yang membuat kesalahan
dengan mengajar, yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara mental
guru langsung memberikan materi pelajaran.
Menurut Silbernam (dalam Suryati dkk, 2008:35),
strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif
merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan
diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan
siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala
ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun.
d. Kelebihan Model
Pengajaran Langsung
1.
Dapat diterapkan
secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
2.
Dapat digunakan
untuk menekankan kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga
hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
3.
Merupakan cara
yang paling efektif untuk mengajarkan konsepdan keterampilan-keterampilan.
4.
Ceramah
merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang
tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan.
5.
Demonstrasi
memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas. Hal
ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
6.
Model
pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat
terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
e. Kekurangan Model
Pengajaran Langsung
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, pada setiap
model pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan. Begitu pula dengan
Model Pengajaran Direct Instruction. Keterbatasan-keterbatasan Model Pengajaran
Direct Instruction adalah sebagai berikut:
1.
Karena guru
merupakan pusat dalam cara penyampaian ini, maka kesuksesan pembelajaran ini
bergantung pada guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,
dan pembelajaran akan terhambat.
2.
Demonstrasi
sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa
bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang
dimaksudkan oleh guru. Akhmad Sudrajad (dalam Depdiknas, 2009).
Kekurangan tersebut dapat disiasati oleh guru dengan
cara guru harus siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur
dalam ceramah dan demonstrasi sehingga
kekurangan tersebut dapat diatasi oleh guru dalam pembelajaran. Ceramah cara
yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan
bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan
dipermalukan. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada
hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal
ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
Materi yang diajarkan peneliti berupa keterampilan unjuk kerja, yang
didalamnya terdapat prosedur pembuatan saku samping sehingga untuk mempermudah
penyampaian materi peneliti perlu menggunakan bantuan media pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar